AYUNAN
PUNTIR
A. Tujuan
Tujuan yang
ingin dicapai dalam praktikum ini adalah menentukan konstanta puntir k dan
modulus geser M dari kawat logam.
B.
Landasan Teori
Bila suatu benda
yang digantungkan pada kawat diputar pada bidang horizontal (diberi simpangan
sudut), kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi. Periode
gerak osilasi memenuhi persamaan :
2π (1)
Gambar
1. Susunan Ayunan Puntir
Dengan
T adalah periode osilasi, I momen inersia terhadap sumbu rotasi dan k konstanta
puntir. Hubungan antara konstanta puntir dan modulus geser dinyatakan oleh
persamaan :
M (2)
Dengan
L adalah panjang kawat dan r jari-jari kawat (Anonim, 2012)
Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal ke arah posisi radial, kawat akan terpuntir. Kawat yang
terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang akan cenderung
mengembalikannya ke posisi awal. Ini adalah torka pemulihnya. Untuk puntiran
yang kecil, torka pemulihnya ternyata sebanding dengan banyaknya puntiran atau
pergeseran sudut (Halliday, 1978).
Dalam menganalisa bagian struktur
yang mendapat momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang
digariskan yaitu yang pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk
keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan
yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang
berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan
adalah momen puntir dalam atau penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan
seimbang dari bagian yang telah dipisahkan ditentukan. Untuk mendapatkan momen
puntir dalam ini untuk batang-batang statis tertentu hanya dibutuhkan sesuatu
persamaan statistika yaitu ∑ M = 0
dimana sumbu x adalah dibuat sepanjang arah batang. Dengan menggunakan
persamaan ini terhadap suatu bagian terpisah dari sebuah poros maka suatu momen
puntir terpakai luar didapatkan untuk mengimbangi momen puntir luar dan dalam
haruslah sama secara numerik tetapi bekerja dalam arah yang berlawanan
(Astamar, 2008).
Sebuah bandul puntir, yang terdiri
dari benda yang digantung dengan kawat yang disangkutkan pada titik tetap. Bila
dipuntir hingga sudut θ, kawat akan mengerjakan suatu torka pemulih yang sebanding
dengan θ,
τ
= k θ
Dimana
k
= konstanta puntir
Nilai
konstanta itu dapat dicari dengan menerapkan torka yang diketahui untuk
memuntir kawat dan mengukur simpangan sudut θ yang terjadi. Jika I adalah momen
inersia benda terhadap sumbu sepanjang kawat, hukum II Newton untuk gerak
rotasi. Gerak bandul puntir merupakan gerak harmonik sederhana sepanjang torka
pemulih sebanding lurus dengan sudut puntiran. Hal seperti itu terjadi
sepanjang batas elastis kawat untuk tegangan geser tidak terlampaui roda
penyeimbang dalam jam merupakan bandul puntir seperti halnya timbangan puntir
Cavendish (Sarah, 2012)
C.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah sebagai berikut :
No.
|
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Dasar
statif
|
Sebagai
penyangga statif
|
2.
|
Kaki
statif
|
Sebagai
penyangga statif
|
3.
|
Batang
statif panjang
|
Sebagai
penopang statif
|
4.
|
Batang
statif pendek
|
Sebagai
penopang statif
|
5.
|
Mikrometer
presisi
|
Sebagai
alat untuk mengukur diameter kawat
|
6.
|
Jenis
kawat logam
|
Sebagai
alat untuk menggantung plat pada statif
|
7.
|
Plat
logam kayu
|
Sebagai
objek pengamatan
|
8.
|
Mistar
|
Untuk
mengukur panjang kawat
|
9.
|
Stopwatch
|
Sebagai
alat untuk mengukur wakktu
|
D. Prosedur
Percobaan
1. Menggantungkan
benda pada suatu poros yang melalui pusat massa dan tegak lurus pada
bidang-bidang benda.
2. Mengukur
panjang dan diameter kawat yang dipakai, panjang kawat mulai dari 150 cm.
3. Memutar
benda dengan sudut kecil, kemudian melepaskannya sehingga benda berosilasi, dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk 15 ayunan.
4. Mengulangi
langkah (3) untuk harga yang berlainan.
5. Mengulangi
percobaan untuk jenis kawat yang berlainan.
E.
Data Pengamatan
No.
|
Jenis kawat
|
Panjang kawat
(cm)
|
Diameter kawat
(mm)
|
Waktu untuk 15
kali ayunan (s)
|
1.
|
Tembaga
|
150
|
0,56
|
78
|
2.
|
130
|
71
|
||
3.
|
110
|
66
|
||
4.
|
Besi
|
150
|
0,35
|
109
|
5.
|
130
|
103
|
||
6.
|
110
|
93
|
Catatan
:
Diameter
beban = 10 cm = 0,1 m
Tebal
beban = 2 cm = 0,02
m
Massa
beban
= 92,5 gr = 92,5 x 10-3 kg
F.
Analisi Data
1. Menentukan
konstanta puntir (k)
a. Jenis
kawat Tembaga untuk L = 150 cm
= =
5,2 sekon
=
=
1156,25 kg m2
k =
=
=
1686,41
2. Menentukan
modulus geser (M)
a. Jenis
kawat tembaga untuk L = 150 cm
=
=
=
= kg
s2 /m
Dengan cara yang sama diperoleh
nilai k dan M untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :
No.
|
Panjang kawat (m)
|
T (s)
|
I (kg m2)
|
k
|
M (kg s2/m)
|
1.
|
1,5
|
5,2
|
1156,25 x 10-7
|
1686,41 x 10-7
|
2,62134 x 1012
|
2.
|
1,3
|
4,7333
|
1156,25 x 10-7
|
2035,34 x 10-7
|
2,74187 x 1012
|
3.
|
1,1
|
4,4
|
1156,25 x 10-7
|
2355,41 x 10-7
|
2,68489 x 1012
|
1. Menentukan
konstanta puntir (k)
b. Jenis
kawat besi untuk L = 150 cm
= = 7,266 sekon
I =
=
= 1156,25 kg m2
k =
=
= 8635,76
x 10-7
2. Menentukan
modulus geser (M)
a. Jenis
kawat besi untuk L = 150 cm
=
=
=
=
8,7971 x 10-11 kg s2
/m
Dengan cara yang sama untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
No.
|
Panjang kawat (m)
|
T (s)
|
I (kg m2)
|
k
|
M (kg s2/m)
|
1.
|
1,5
|
7,266
|
1156,25 x 10-7
|
8635,76 x 10-7
|
8,7971 x 1011
|
2.
|
1,3
|
6,866
|
1156,25 x 10-7
|
9671,17 x 10-7
|
8,5382 x 1011
|
3.
|
1,1
|
6,2
|
1156,25 x 10-7
|
1186,28 x 10-7
|
8,8619 x 1011
|
Grafik hubungan panjang tali dengan periode untuk jenis
kawat Tembag
Grafik hubungan periode dengan panjang tali untuk jenis
kawat Besi
G. Pembahasan
menganalisa bagian struktur yang mendapat
momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang
pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian
digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap
sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan
lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau
penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah
terpisah ditentukan.
Salah satu gerak yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak osilasi atau getaran. Sebuah partikel
dikatakan berosilasi apabila bergerak secara periodic terhadap suatu posisi
setimbang. Dari semua gerak osilasi yang terpenting adalah gerak harmonic
sederhana karena disamping merupakan gerak yang paling mudah digambarkan secara
matematis tetapi ia juga merupakan gambaran yang cukup jelas tentang banyak
osilasi yang terjadi di alam. Salah satu jenis gerak osilasi yang sering kita
dapatkan tersebut adalah ayunan puntir. Ayunan puntir atau dalam bahasa lainnya
bandul puntiran (Torsional pendulum), berupa sebuah piringan yang digantungkan
pada ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang
kawat tersebut dibuat tetap terhadap sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap
piringan tersebut. Pada posisi setimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis
radian dari pusat piringan ke tempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal kea rah posisi radial maka kawat akan terpuntir. Kawat yang
terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang cenderung akan
mengembalikannya ke bentuk semula
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik
yang merupakan pusat massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut Bandul Puntir.
Suatu benda akan dikatakan terpuntir apabila benda
tersebut digantungkan pada kawat yang diputar pada bidang horizontal dan diberi
simpangan tertentu kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi
atau terpuntir . Ayunan punter merupakan sebuah piringan yang digantungkan pada
ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Pada praktikum ini yaitu ayunan puntir kita dapat
menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam. Kawat yang
digunakan pada percobaan ini ada 2 jenis kawat yaitu kawat besi dan juga
kawat tembaga. Untuk obyek yang akan diamati yaitu sebuah piringan.
Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pada kawat tembaga dengan
piringan sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat
sepanjang 1,5 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 78,00 sekon dan
pada panjang kawat 1,3 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 71,00 sekon.
Pengamatan kedua yaitu pada kawat besi dan pringan
sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat sepanjang 1,5 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar
109,00 sekon dan
pada panjang kawat 1,3 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 103,00 sekon. Dari
data ini kita dapat simpulkan bahwa semakin panjang kawat yang digunakan maka
semakin besar waktu yang diperlukan untuk menempuh 15 kali ayunan
puntir.
Dari hasil pengamatan ini, kita dapat menghitung besar
modulus geser M dan konstanta puntir k. Dari analisis data yang dilakukan
diperoleh suatu kesimpulan bahwa modulus geser dari benda semakin besar jika
panjang kawat yang digunakan juga besar. Pada kawat tembaga dengan
panjang tali 1,5 m, modulus
gesernya sebesar = 2,62134.1012
kg s2/m dan konstanta puntirnya sebesar 1686,41 x. Pada kawat
tembaga dengan
panjang tali 1,3 m, modulus
gesernya sebesar 2,74187.1012 kg/s2m dan konstanta
puntirnya sebesar 2035,34x10-7. Pada kawat besi dengan panjang tali
1,5 m, modulus
gesernya sebesar 8,7971x1011 kg/s2m
dan konstanta puntirnya sebesar 8635,76 x 10-7. Pada kawat
tembaga dengan panjang tali 1,3 m, modulus gesernya sebesar 8,5382 x 1011 kg/s2m
dan konstanta puntirnya sebesar 9671,17.10-7. Pada
konstanta puntir, semakin pendek panjang kawat yang digunakan maka semakin
besar konstanta puntir yang dihasilkan.
Modulus geser juga dipengaruhi oleh periode osilasi
suatu benda, dimana jika periode osilasi semakin besar maka modulus gesernya
akan semakin kecil. Dengan kata lain, periode osilasi dengan modulus geser
suatu benda berbanding terbalik. Untuk nilai k pada masing-masing panjang kawat
yaitu semakin besar panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil nilai
konstanta puntir suatu benda.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah modulus
geser suatu benda dipengaruhi oleh periode osilasi benda dimana semakin besar
periode osilasi benda maka semakin kecil modulus geser yang diperoleh.
Konstanta puntir suatu benda juga dipengaruhi oleh periode osilasi dan panjang
kawat.
I. Saran
Adapun
saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah
sebaiknya semua perlengkapan praktikum dilengkapi terlebih dahulu sebelum
praktikum berjalan agar waktu praktikum dapat lebih efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Penuntun Praktikum Mekanika. Universitas Haluoleo. Kendari.
Astamar,
2008. Mekanika Teknik. Jakarta :
Erlangga.
Halliday,
1978. Fisika Jilid I . Jakarta
: Erlangga.
http : // ketutalitfisika.
Blogspot.com/…./laboratorium-fisika-ayunan-puntir. html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar