TIPS CARA MEMBUNUH SEEKOR SEMUT
- campurkan bubuk cabai dengan gula
- taruh didekat lubang semut.
- setelah makan, semut pasti kehausan dan akan pergi ke tangki air untuk minum
- ketika dilubang tangki air, dorong semut sampai jatuh dan kebasahan.
- semut akan mengeringkan dirinya dekat perapian
- lempar granat keperapian saat semut mengeringkan diri
- kirim semut ke ugd
- setelah semut di ugd, hack system keamanan rumah sakit, dan system
kelistrikan rumah sakit.
-
ketika orang-orang dirumah sakit dalam keadaan panik, lepas tabung
oksigen sisemut agar semut kekurangan oksigen dan pencet infus
agar gula dan cairan berlebih mengalir ditubuh si semut dan menyebabkan pusing-pusing dan lemas.
- pencet semut dengan jari telunjuk bertekanan ± 15 rpm
selamat mencoba.
Selasa, 14 Mei 2013
Sabtu, 11 Mei 2013
REVOLUSI INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN ( I )
REVOLUSI
INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN ( I )
"Tulisan
pertama saat kuliah, idealisme tertuangkan 'tuk pertama kali"
Latar
belakang
Revolusi
adalah sebuah perubahan dalam kurun waktu yang singkat dan terjadi dengan
proses yang cepat. Revolusi merupakan gambaran dari keinginan terbesar individu
maupun kelompok, dalam konteks ini adalah bangsa, untuk mencapai sesuatu yang
menjadi tujuan gerakan revolusi itu sendiri. Oleh karena itu, sebuah pergerakan
revolusi selalu diwarnai dengan pertentangan, perpecahan, yang kemudian
mengarah kepada kekerasan. Hal tersebut dikarenakan tidak semua pihak siap
menerima perubahan yang sedemikian cepat, dan tentu akan mempengaruhi berbagai
bidang dalam kehidupan.
“ Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan “ (
Pembukaan UUD 1945 ) Oleh sebab itu, keinginan untuk merdekanya sebuah bangsa
tidak dapat ditunda-tunda, terlebih lagi oleh negara yang ingin memperoleh
kemerdekaannya itu. Tetapi dalam kenyataanya, dalam memperoleh
kemerdekaan tidak hanya hasil dari keputusan satu pihak. Untuk memperoleh
kemerdekaan secara sah, suatu negara yang ingin merdeka haruslah mendapat
pengakuan de yure dari negara-negara lain di dunia, karena pengakuan
secara de facto belumlah cukup. Tidak jarang dalam usaha merebut
kemerdekaan, sebuah negara harus berjuang secara fisik untuk mendapat pengakuan
dari negara-negara lain. Namun, tidak sedikit pula yang menggunakan jalur
diplomatis, selain juga berjuang secara fisik.
Revolusi dan kemerdekaan sangat erat kaitannya, karena suatu
proses kemerdekaan kebanyakan diperoleh melalui perubahan yang cepat dan
mendasar. Pemanfaatan situasi dan kondisi juga membawa pengaruh dalam sebuah
proses revolusi. Revolusi prancis dan revolusi perbudakan di Amerika
Serikat merupakan contoh sebuah pemanfaatan situasi dan kondisi dalam
memperoleh kemerdekaan yang membawa perubahan mendasar dan cepat..
Indonesia termasuk sekelompok kecil bangsa “ dunia ketiga “
yang memperoleh kemerdekaannya bukan sebagai pemberian dari penjajah
kepada bangsa terjajah, ataupun sebagai hasil suatu proses damai belaka.
Sebaliknya, kemerdekaan Indonesia diraih melalui sebuah perjuangan panjang dan
berat yang mencapai puncak saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia padsa
tanggal 17 Agustus 1945. Bahkan, sesudah proklamasi itu pun, bangsa Indonesia
masih harus mengadakan perjuangan fisik selama ± 5 tahun lagi dalam mempertahankan kemerdekaan yang
diproklamasikan itu.
Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah revolusi, karena
kemerdekaan Indonesia terjadi secara cepat dan mendasar. Dalam usaha pencapaian
kemerdekaannya, berbagai cara digunakan bangsa Indonesia. Mulai dari perlawanan
fisik, hingga perjuangan diplomatis untuk mendapat bantuan dan pengakuan dari
negara lain. Korban sudah menjadi hal yang biasa dalam usaha itu, tapi menjadi
tidak biasa jika bangsa Indonesia gagal memperoleh kemerdekaannya. Kondisi
negara dan tepatnya waktu juga tidak dapat dilupakan dalam pencapaiaan revolusi
ini. Walaupun ada nuansa keberuntungan, tapi kemampuan para tokoh untuk
memanfaatkan waktu tersebut harus diperhitungkan.
Revolusi kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa terbesar
dalam sejarah bangsa Indonesia, karena menyangkut masa depan Indonesia saat
ini. Bayangkan, jika tidak ada revolusi kemerdekaan, apa yang terjadi dengan
bangsa Indonesia saat ini, mungkin saja saat ini Indonesia masih dalam
kekuasaan penjajah. Dengan adanya revolusi kemerdekaan, maka mulai terbukalah
kesempatan bangsa Indonesia untuk mengatur negara sendiri tanpa campur
tangan pihak lain.
Revolusi kemerdekaan dapat dijadikan contoh dari
sebuah kisah nyata yang menggambarkan tekad dan semangat untuk meraih impian
walau sesulit apapun. Rakyat Indonesia dalam kondisi yang tertekan dari segala
pihak, baik jepang maupun sekutu, masih memiliki tekad kuat untuk merebut
kemerdekaan. Munculnya tokoh-tokoh pergerakan Nasional semakin mempertebal jiwa
patriotisme rakyat Indonesia. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
Syahrir, A. Soebardjo, Bung Tomo, adalah segelintir tokoh pergerakan Nasional
yang mampu membakar semangat rakyat Indonesia pada saat itu. Bahkan, hingga
saat ini pengaruh para tokoh tersebut masih sangat terasa dalam kehidupan,
dapat ditunjukkan dengan munculnya partai-partai, maupun lembaga-lembaga yang
menjunjung tinggi para tokoh tersebut.
Dibalik Munculnya Gerakan Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Bangsa Belanda telah mengeksploatasi Indonesia secara
ekonomis selama berabad-abad. Hasil alam Indonesia diambil dan hasil
penjualannya menjadi milik pemerintah piusat Belanda. Kolonialisme dan
imperialisme sudah menjadi hal wajar bagi bangsa Belanda sendiri. Mereka lupa
atau mungkin tidak berniat untuk mengetahui apa yang rakyat Indonesia rasakan.
Para penguasa Belanda yang tinggal di Indonesia berabad-abad lamanya, telah
memperdaya diri sendiri dengan kepercayaan bahwa pemerintah
kolonial-paternalisme mereka berbeda dengan yang diterapkan Spanyol, Portugis
dan bahkan Inggris. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa bangsa
Indonesia pada umumnya sangat menghargai pemerintahan dari negeri Belanda dan
membalas dengan sikap baik, seperti yang diperlihatkan oleh para pegawai
pemerintah kolonial berkebangsaan Indonesia.
Memang benar, sebelum bangsa Belanda masuk, bertahun-tahun
lamanya keadaan dalam negeri Indonesia diisi dengan pertentangan
penduduk, perselisihan antar desa maupun daerah. Tidak jarang terjadi
pertumpahan darah, sehingga akan merugikan kedua belah pihak. Kedatangan
pemerintahan asing yang kuat, terpusat, dan tidak memihak, benar-benar disambut
oleh rakyat Indonesia. Dengan adanya pemerintahan tersebut, hukum dan tata
tertib dapat dipulihkan, sehingga bercocok tanam dan beternak bisa berlangsung
dalam kondisi damai. Tetapi dibalik itu semua, Belanda menutup mata terhadap
semakin melaratnya rakyat. Perekonomian rakyat menjadi tidak diperhatikan,
karena pemerintah kolonial mengijinkan ekspor bahan mentah yang didapat dari
Indonesia, demi keuntungan dan peningkatan kekayaan negeri induk.
Pembangunan memang terjadi pada masa pemerintahan kolonial,
dapat terlihat dengan meningkatnya jumlah sekolah, rumah sakit, jalan yang
bersih, dan persediaan air minum turut memenuhi tuntutan kesehatan dan
kecerdasan bangsa Indonesia. Namun, kebanyakan dari fasilitas itu hanya dapat
dinikmati oleh kalangan tertentu saja, bangsa Eropa jelas menjadi prioritas
terdepan dalam menggunakan berbagai fasilitas tersebut, kemudian baru giliran
para bangsawan dan pejabat pemerintahan berkebangsaan Indonesia.
Pemberlakuan hukum pada pemerintahan kolonial juga terjadi
ketimpangan. Hukum sudah berjalan dengan peraturan dan sanksi yang jelas, hanya
saja dalam penerapannya bangsa Belanda masih memberlakukan pembedaan formal
antara golongan Eropa, Inlander (pribumi), dan golongan timur jauh
(Arab, Cina, India). Pembedaan ini tidak semata-mata rasialistis, karena
diperbolehkan menurut hukum bagi orang-orang yang berminat untuk mengubah
rasnya. Orang-orang Indonesia yang telah mengganti rasnya menjadi golongan
Eropa, dan benar-benar dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan Eropa,
diperlakukan sebagai orang Eropa. Namun, pembedaan-pembedaan itu tetap
berlangsung demi menjaga kelestarian orang Eropa. Misalnya seperti yang
terdapat pada kolam renang di Cikini, diberi tanda verboden voor inlanders
en hoden yang berarti pribumi dan anjing dilarang masuk.
Pembedaan rasial tercermin pula dalam kehidupan kota, dimana
terjadi pembagian tempat yang tetap saja menomor buntutkan bangsa pribumi.
Bangsa Belanda mendiami tempat dengan kantor-kantor pemerintahan, kantor-kantor
bisnis besar, taman-taman, vila dan kebun-kebunnya. Orang-orang Indonesia yang
seharusnya berada pada posisi mayoritas tinggal di kampung-kampung, daerah
padat yang rumah-rumahnya tidak permanen, kumuh dan tersembunyi dari
jalan-jalan besar.
Jelas sekali pengeksploatasian perekonomian dilakukan pihak
Belanda secara sadar demi keuntungan sepihak, ditambah tindakan diskriminasi
yang dialami rakyat pribumi, menjadikan rakyat Indonesia tersadar. Nasionalisme
dengan tujuan ingin mempunyai pemerintahan sendiri secara bertahap dan nyata
mulai mengobarkan rakyat.
Perlawanan bersenjata bangsa Indonesia dimulai, kemenangan
dan kekalahan mewarnai usaha perjuangan Indonesia. Tetes darah menjadi taruhan
dalam peperangan. Namun, kemenangan tidak juga berhasil diraih secara penuh.
Perlawanan bersenjata Indonesia menjadi terbengkalai setelah jatuhnya kerajaan
mataram dan kerajaan lainnya sekitar tahun1830-an. Tetapi nasionalisme sebagai
faktor perlawanan terhadap pemerintah asing tetap hidup dan membara. Hal itu
terlihat ketika Budi Utomo dengan prinsip nasionalismenya berdiri pada
tahun1908. sarekat islam kemudian menyusul pada tahun 1911, munculnya sarekat
islam karena kaum intelektual Indonesia membutuhkan badan yang lebih luas, juga
untuk melindungi iman islam penduduk dan memajukan kecerdasan bangsa Indonesia.
Tahun 1930-an merupakan dasawarsa meningkatnya aktivitas anti-kolonial Belanda,
kebanyakan pelajar melakukan perlawanan politis terhadap pemerintah Belanda.
Berdirinya PNI pimpinan Soekarno menjadi ancaman bagi Belanda, konsekuensinya adalah
dengan ditangkapnya Soekarno. Perlawanan pasca ditangkapnya Soekarno mulai
meredup, itu menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia masih menggantungkan harapan
pada seorang pimpinan karismatik, akibatnya ketika pimpinan mereka ditangkap
terhentilah perjuangan yang sudah mereka mulai.
Ketika pendudukan Jepang mulai berlangsung pada periode
1942-1945 keadaan menjadi berubah drastis. Bangsa Indonesia percaya bahwa
Jepang akan membawa Indonesia ke arah kemerdekaan. Dugaan itu meleset, kondisi
ekonomi Indonesia kian memburuk terutama selama akhir masa pemerintahan Jepang.
Pemerintah Jepang membebani rakyat dengan kewajiban menyediakan hasil bumi dan
tenaga kerja. Memang Jepang memberi bayaran, tetapi nilai mata uang yang mereka
terima sangat rendah dan cepat sekali merosot.
Sejak kedatangannya Jepang mendirikan berbagai organisasi
massa yang bersifat politis misalnya gerakan tiga A, Putera, PETA dan Sushintai
(barisan Pelopor). Makna penting dari eksistensi organisasi itu terletak pada
kokohnya akar organisasi tersebut dan memberi pengalaman kehidupan
berorganisasi kepada para anggotanya. Meskipun secara formal mereka berada di
bawah naungan pemerintah. Namun, eksistensi mereka pada hakikatnya bebas dari
hierarki pemerintah. Struktur sosial dan politik di Indonesia dalam kaitan ini
telah diperkokoh.
14
Aguatus 1945 mendadak Jepang menyerah, terjadi kekosongan pada pemerintahan di
Indonesia. Inisiatif dilemparkan kepada Indonesia. Banyak unsur yang melatar
belakangi sebuah revolusi : sejarah ketidakpuasan sejak masa kekuasaan kolonial,
sejarah pemberontakan, sejarah kebencian terhadap penjajah, sejarah kemunculan
kelompok massa, dan sejarah nasionalisme menuju kemerdekaan. Akankah semua
bercampur menjadi satu sehingga timbul ledakan revolusi ?
AYUNAN PUNTIR
AYUNAN
PUNTIR
A. Tujuan
Tujuan yang
ingin dicapai dalam praktikum ini adalah menentukan konstanta puntir k dan
modulus geser M dari kawat logam.
B.
Landasan Teori
Bila suatu benda
yang digantungkan pada kawat diputar pada bidang horizontal (diberi simpangan
sudut), kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi. Periode
gerak osilasi memenuhi persamaan :
2Ï€ (1)
Gambar
1. Susunan Ayunan Puntir
Dengan
T adalah periode osilasi, I momen inersia terhadap sumbu rotasi dan k konstanta
puntir. Hubungan antara konstanta puntir dan modulus geser dinyatakan oleh
persamaan :
M (2)
Dengan
L adalah panjang kawat dan r jari-jari kawat (Anonim, 2012)
Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal ke arah posisi radial, kawat akan terpuntir. Kawat yang
terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang akan cenderung
mengembalikannya ke posisi awal. Ini adalah torka pemulihnya. Untuk puntiran
yang kecil, torka pemulihnya ternyata sebanding dengan banyaknya puntiran atau
pergeseran sudut (Halliday, 1978).
Dalam menganalisa bagian struktur
yang mendapat momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang
digariskan yaitu yang pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk
keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan
yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang
berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan
adalah momen puntir dalam atau penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan
seimbang dari bagian yang telah dipisahkan ditentukan. Untuk mendapatkan momen
puntir dalam ini untuk batang-batang statis tertentu hanya dibutuhkan sesuatu
persamaan statistika yaitu ∑ M = 0
dimana sumbu x adalah dibuat sepanjang arah batang. Dengan menggunakan
persamaan ini terhadap suatu bagian terpisah dari sebuah poros maka suatu momen
puntir terpakai luar didapatkan untuk mengimbangi momen puntir luar dan dalam
haruslah sama secara numerik tetapi bekerja dalam arah yang berlawanan
(Astamar, 2008).
Sebuah bandul puntir, yang terdiri
dari benda yang digantung dengan kawat yang disangkutkan pada titik tetap. Bila
dipuntir hingga sudut θ, kawat akan mengerjakan suatu torka pemulih yang sebanding
dengan θ,
Ï„
= k θ
Dimana
k
= konstanta puntir
Nilai
konstanta itu dapat dicari dengan menerapkan torka yang diketahui untuk
memuntir kawat dan mengukur simpangan sudut θ yang terjadi. Jika I adalah momen
inersia benda terhadap sumbu sepanjang kawat, hukum II Newton untuk gerak
rotasi. Gerak bandul puntir merupakan gerak harmonik sederhana sepanjang torka
pemulih sebanding lurus dengan sudut puntiran. Hal seperti itu terjadi
sepanjang batas elastis kawat untuk tegangan geser tidak terlampaui roda
penyeimbang dalam jam merupakan bandul puntir seperti halnya timbangan puntir
Cavendish (Sarah, 2012)
C.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah sebagai berikut :
No.
|
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Dasar
statif
|
Sebagai
penyangga statif
|
2.
|
Kaki
statif
|
Sebagai
penyangga statif
|
3.
|
Batang
statif panjang
|
Sebagai
penopang statif
|
4.
|
Batang
statif pendek
|
Sebagai
penopang statif
|
5.
|
Mikrometer
presisi
|
Sebagai
alat untuk mengukur diameter kawat
|
6.
|
Jenis
kawat logam
|
Sebagai
alat untuk menggantung plat pada statif
|
7.
|
Plat
logam kayu
|
Sebagai
objek pengamatan
|
8.
|
Mistar
|
Untuk
mengukur panjang kawat
|
9.
|
Stopwatch
|
Sebagai
alat untuk mengukur wakktu
|
D. Prosedur
Percobaan
1. Menggantungkan
benda pada suatu poros yang melalui pusat massa dan tegak lurus pada
bidang-bidang benda.
2. Mengukur
panjang dan diameter kawat yang dipakai, panjang kawat mulai dari 150 cm.
3. Memutar
benda dengan sudut kecil, kemudian melepaskannya sehingga benda berosilasi, dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk 15 ayunan.
4. Mengulangi
langkah (3) untuk harga yang berlainan.
5. Mengulangi
percobaan untuk jenis kawat yang berlainan.
E.
Data Pengamatan
No.
|
Jenis kawat
|
Panjang kawat
(cm)
|
Diameter kawat
(mm)
|
Waktu untuk 15
kali ayunan (s)
|
1.
|
Tembaga
|
150
|
0,56
|
78
|
2.
|
130
|
71
|
||
3.
|
110
|
66
|
||
4.
|
Besi
|
150
|
0,35
|
109
|
5.
|
130
|
103
|
||
6.
|
110
|
93
|
Catatan
:
Diameter
beban = 10 cm = 0,1 m
Tebal
beban = 2 cm = 0,02
m
Massa
beban
= 92,5 gr = 92,5 x 10-3 kg
F.
Analisi Data
1. Menentukan
konstanta puntir (k)
a. Jenis
kawat Tembaga untuk L = 150 cm
= =
5,2 sekon
=
=
1156,25 kg m2
k =
=
=
1686,41
2. Menentukan
modulus geser (M)
a. Jenis
kawat tembaga untuk L = 150 cm
=
=
=
= kg
s2 /m
Dengan cara yang sama diperoleh
nilai k dan M untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :
No.
|
Panjang kawat (m)
|
T (s)
|
I (kg m2)
|
k
|
M (kg s2/m)
|
1.
|
1,5
|
5,2
|
1156,25 x 10-7
|
1686,41 x 10-7
|
2,62134 x 1012
|
2.
|
1,3
|
4,7333
|
1156,25 x 10-7
|
2035,34 x 10-7
|
2,74187 x 1012
|
3.
|
1,1
|
4,4
|
1156,25 x 10-7
|
2355,41 x 10-7
|
2,68489 x 1012
|
1. Menentukan
konstanta puntir (k)
b. Jenis
kawat besi untuk L = 150 cm
= = 7,266 sekon
I =
=
= 1156,25 kg m2
k =
=
= 8635,76
x 10-7
2. Menentukan
modulus geser (M)
a. Jenis
kawat besi untuk L = 150 cm
=
=
=
=
8,7971 x 10-11 kg s2
/m
Dengan cara yang sama untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
No.
|
Panjang kawat (m)
|
T (s)
|
I (kg m2)
|
k
|
M (kg s2/m)
|
1.
|
1,5
|
7,266
|
1156,25 x 10-7
|
8635,76 x 10-7
|
8,7971 x 1011
|
2.
|
1,3
|
6,866
|
1156,25 x 10-7
|
9671,17 x 10-7
|
8,5382 x 1011
|
3.
|
1,1
|
6,2
|
1156,25 x 10-7
|
1186,28 x 10-7
|
8,8619 x 1011
|
Grafik hubungan panjang tali dengan periode untuk jenis
kawat Tembag
Grafik hubungan periode dengan panjang tali untuk jenis
kawat Besi
G. Pembahasan
menganalisa bagian struktur yang mendapat
momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang
pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian
digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap
sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan
lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau
penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah
terpisah ditentukan.
Salah satu gerak yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak osilasi atau getaran. Sebuah partikel
dikatakan berosilasi apabila bergerak secara periodic terhadap suatu posisi
setimbang. Dari semua gerak osilasi yang terpenting adalah gerak harmonic
sederhana karena disamping merupakan gerak yang paling mudah digambarkan secara
matematis tetapi ia juga merupakan gambaran yang cukup jelas tentang banyak
osilasi yang terjadi di alam. Salah satu jenis gerak osilasi yang sering kita
dapatkan tersebut adalah ayunan puntir. Ayunan puntir atau dalam bahasa lainnya
bandul puntiran (Torsional pendulum), berupa sebuah piringan yang digantungkan
pada ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang
kawat tersebut dibuat tetap terhadap sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap
piringan tersebut. Pada posisi setimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis
radian dari pusat piringan ke tempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal kea rah posisi radial maka kawat akan terpuntir. Kawat yang
terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang cenderung akan
mengembalikannya ke bentuk semula
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik
yang merupakan pusat massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut Bandul Puntir.
Suatu benda akan dikatakan terpuntir apabila benda
tersebut digantungkan pada kawat yang diputar pada bidang horizontal dan diberi
simpangan tertentu kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi
atau terpuntir . Ayunan punter merupakan sebuah piringan yang digantungkan pada
ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Pada praktikum ini yaitu ayunan puntir kita dapat
menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam. Kawat yang
digunakan pada percobaan ini ada 2 jenis kawat yaitu kawat besi dan juga
kawat tembaga. Untuk obyek yang akan diamati yaitu sebuah piringan.
Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pada kawat tembaga dengan
piringan sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat
sepanjang 1,5 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 78,00 sekon dan
pada panjang kawat 1,3 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 71,00 sekon.
Pengamatan kedua yaitu pada kawat besi dan pringan
sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat sepanjang 1,5 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar
109,00 sekon dan
pada panjang kawat 1,3 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan
sebesar 103,00 sekon. Dari
data ini kita dapat simpulkan bahwa semakin panjang kawat yang digunakan maka
semakin besar waktu yang diperlukan untuk menempuh 15 kali ayunan
puntir.
Dari hasil pengamatan ini, kita dapat menghitung besar
modulus geser M dan konstanta puntir k. Dari analisis data yang dilakukan
diperoleh suatu kesimpulan bahwa modulus geser dari benda semakin besar jika
panjang kawat yang digunakan juga besar. Pada kawat tembaga dengan
panjang tali 1,5 m, modulus
gesernya sebesar = 2,62134.1012
kg s2/m dan konstanta puntirnya sebesar 1686,41 x. Pada kawat
tembaga dengan
panjang tali 1,3 m, modulus
gesernya sebesar 2,74187.1012 kg/s2m dan konstanta
puntirnya sebesar 2035,34x10-7. Pada kawat besi dengan panjang tali
1,5 m, modulus
gesernya sebesar 8,7971x1011 kg/s2m
dan konstanta puntirnya sebesar 8635,76 x 10-7. Pada kawat
tembaga dengan panjang tali 1,3 m, modulus gesernya sebesar 8,5382 x 1011 kg/s2m
dan konstanta puntirnya sebesar 9671,17.10-7. Pada
konstanta puntir, semakin pendek panjang kawat yang digunakan maka semakin
besar konstanta puntir yang dihasilkan.
Modulus geser juga dipengaruhi oleh periode osilasi
suatu benda, dimana jika periode osilasi semakin besar maka modulus gesernya
akan semakin kecil. Dengan kata lain, periode osilasi dengan modulus geser
suatu benda berbanding terbalik. Untuk nilai k pada masing-masing panjang kawat
yaitu semakin besar panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil nilai
konstanta puntir suatu benda.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah modulus
geser suatu benda dipengaruhi oleh periode osilasi benda dimana semakin besar
periode osilasi benda maka semakin kecil modulus geser yang diperoleh.
Konstanta puntir suatu benda juga dipengaruhi oleh periode osilasi dan panjang
kawat.
I. Saran
Adapun
saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah
sebaiknya semua perlengkapan praktikum dilengkapi terlebih dahulu sebelum
praktikum berjalan agar waktu praktikum dapat lebih efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Penuntun Praktikum Mekanika. Universitas Haluoleo. Kendari.
Astamar,
2008. Mekanika Teknik. Jakarta :
Erlangga.
Halliday,
1978. Fisika Jilid I . Jakarta
: Erlangga.
http : // ketutalitfisika.
Blogspot.com/…./laboratorium-fisika-ayunan-puntir. html.
Langganan:
Postingan (Atom)