Selasa, 14 Mei 2013

TIPS CARA MEMBUNUH SEEKOR SEMUT

TIPS CARA MEMBUNUH SEEKOR SEMUT

- campurkan bubuk cabai dengan gula
- taruh didekat lubang semut.
- setelah makan, semut pasti kehausan dan akan pergi ke tangki air untuk minum
- ketika dilubang tangki air, dorong semut sampai jatuh dan kebasahan.
- semut akan mengeringkan dirinya dekat perapian
- lempar granat keperapian saat semut mengeringkan diri
- kirim semut ke ugd
- setelah semut di ugd, hack system keamanan rumah sakit, dan system
kelistrikan rumah sakit.
- ketika orang-orang dirumah sakit dalam keadaan panik, lepas tabung oksigen sisemut agar semut kekurangan oksigen dan pencet infus
agar gula dan cairan berlebih mengalir ditubuh si semut dan menyebabkan pusing-pusing dan lemas.
- pencet semut dengan jari telunjuk bertekanan ± 15 rpm

selamat mencoba.

Sabtu, 11 Mei 2013

REVOLUSI INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN ( I )



REVOLUSI INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN ( I )
"Tulisan pertama saat kuliah, idealisme tertuangkan 'tuk pertama kali"

Latar belakang
Revolusi adalah sebuah perubahan dalam kurun waktu yang singkat dan terjadi dengan proses yang cepat. Revolusi merupakan gambaran dari keinginan terbesar individu maupun kelompok, dalam konteks ini adalah bangsa, untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan gerakan revolusi itu sendiri. Oleh karena itu, sebuah pergerakan revolusi selalu diwarnai dengan pertentangan, perpecahan, yang kemudian mengarah kepada kekerasan. Hal tersebut dikarenakan tidak semua pihak siap menerima perubahan yang sedemikian cepat, dan tentu akan mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan.
“ Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan “ ( Pembukaan UUD 1945 ) Oleh sebab itu, keinginan untuk merdekanya sebuah bangsa tidak dapat ditunda-tunda, terlebih lagi oleh negara yang ingin memperoleh kemerdekaannya itu.  Tetapi dalam kenyataanya, dalam memperoleh kemerdekaan tidak hanya hasil dari keputusan satu pihak. Untuk memperoleh kemerdekaan secara sah, suatu negara yang ingin merdeka haruslah mendapat pengakuan de yure dari negara-negara lain di dunia, karena pengakuan secara de facto belumlah cukup. Tidak jarang dalam usaha merebut kemerdekaan, sebuah negara harus berjuang secara fisik untuk mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Namun, tidak sedikit pula yang menggunakan jalur diplomatis, selain juga berjuang secara fisik.

Revolusi dan kemerdekaan sangat erat kaitannya, karena suatu proses kemerdekaan kebanyakan diperoleh melalui perubahan yang cepat dan mendasar. Pemanfaatan situasi dan kondisi juga membawa pengaruh dalam sebuah proses revolusi.  Revolusi prancis dan revolusi perbudakan di Amerika Serikat merupakan contoh sebuah pemanfaatan situasi dan kondisi dalam memperoleh kemerdekaan yang membawa perubahan mendasar dan cepat..
Indonesia termasuk sekelompok kecil bangsa “ dunia ketiga “ yang memperoleh kemerdekaannya  bukan sebagai pemberian dari penjajah kepada bangsa terjajah, ataupun sebagai hasil suatu proses damai belaka. Sebaliknya, kemerdekaan Indonesia diraih melalui sebuah perjuangan panjang dan berat yang mencapai puncak saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia padsa tanggal 17 Agustus 1945. Bahkan, sesudah proklamasi itu pun, bangsa Indonesia masih harus mengadakan perjuangan fisik selama ± 5 tahun lagi dalam mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan itu.
Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah revolusi, karena kemerdekaan Indonesia terjadi secara cepat dan mendasar. Dalam usaha pencapaian kemerdekaannya, berbagai cara digunakan bangsa Indonesia. Mulai dari perlawanan fisik, hingga perjuangan diplomatis untuk mendapat bantuan dan pengakuan dari negara lain. Korban sudah menjadi hal yang biasa dalam usaha itu, tapi menjadi tidak biasa jika bangsa Indonesia gagal memperoleh kemerdekaannya. Kondisi negara dan tepatnya waktu juga tidak dapat dilupakan dalam pencapaiaan revolusi ini. Walaupun ada nuansa keberuntungan, tapi kemampuan para tokoh untuk memanfaatkan waktu tersebut harus diperhitungkan. 
Revolusi kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia, karena menyangkut masa depan Indonesia saat ini. Bayangkan, jika tidak ada revolusi kemerdekaan, apa yang terjadi dengan bangsa Indonesia saat ini, mungkin saja saat ini Indonesia masih dalam kekuasaan penjajah. Dengan adanya revolusi kemerdekaan, maka mulai terbukalah kesempatan bangsa Indonesia untuk mengatur  negara sendiri tanpa campur tangan pihak lain.
Revolusi kemerdekaan dapat dijadikan contoh  dari sebuah kisah nyata yang menggambarkan tekad dan semangat untuk meraih impian walau sesulit apapun. Rakyat Indonesia dalam kondisi yang tertekan dari segala pihak, baik jepang maupun sekutu, masih memiliki tekad kuat untuk merebut kemerdekaan. Munculnya tokoh-tokoh pergerakan Nasional semakin mempertebal jiwa patriotisme rakyat Indonesia.   Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Syahrir, A. Soebardjo, Bung Tomo, adalah segelintir tokoh pergerakan Nasional yang mampu membakar semangat rakyat Indonesia pada saat itu. Bahkan, hingga saat ini pengaruh para tokoh tersebut masih sangat terasa dalam kehidupan, dapat ditunjukkan dengan munculnya partai-partai, maupun lembaga-lembaga yang menjunjung tinggi para tokoh tersebut.
 
Dibalik Munculnya Gerakan Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Bangsa Belanda telah mengeksploatasi Indonesia secara ekonomis selama berabad-abad. Hasil alam Indonesia diambil dan hasil penjualannya menjadi milik pemerintah piusat Belanda. Kolonialisme dan imperialisme sudah menjadi hal wajar bagi bangsa Belanda sendiri. Mereka lupa atau mungkin tidak berniat untuk mengetahui apa yang rakyat Indonesia rasakan. Para penguasa Belanda yang tinggal di Indonesia berabad-abad lamanya, telah memperdaya diri sendiri dengan kepercayaan bahwa pemerintah kolonial-paternalisme mereka berbeda dengan yang diterapkan Spanyol, Portugis dan  bahkan Inggris. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa bangsa Indonesia pada umumnya sangat menghargai pemerintahan dari negeri Belanda dan membalas dengan sikap baik, seperti yang diperlihatkan oleh para pegawai pemerintah kolonial berkebangsaan Indonesia.
Memang benar, sebelum bangsa Belanda masuk, bertahun-tahun lamanya keadaan dalam negeri Indonesia  diisi dengan pertentangan penduduk, perselisihan antar desa maupun daerah. Tidak jarang terjadi pertumpahan darah, sehingga akan merugikan kedua belah pihak. Kedatangan pemerintahan asing yang kuat, terpusat, dan tidak memihak, benar-benar disambut oleh rakyat Indonesia. Dengan adanya pemerintahan tersebut, hukum dan tata tertib dapat dipulihkan, sehingga bercocok tanam dan beternak bisa berlangsung dalam kondisi damai. Tetapi dibalik itu semua, Belanda menutup mata terhadap semakin melaratnya rakyat. Perekonomian rakyat menjadi tidak diperhatikan, karena pemerintah kolonial mengijinkan ekspor bahan mentah yang didapat dari Indonesia, demi keuntungan dan peningkatan kekayaan negeri induk.
Pembangunan memang terjadi pada masa pemerintahan kolonial, dapat terlihat dengan meningkatnya jumlah sekolah, rumah sakit, jalan yang bersih, dan persediaan air minum turut memenuhi tuntutan kesehatan dan kecerdasan bangsa Indonesia. Namun, kebanyakan dari fasilitas itu hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu saja, bangsa Eropa jelas menjadi prioritas terdepan dalam menggunakan berbagai fasilitas tersebut, kemudian baru giliran para bangsawan dan pejabat pemerintahan berkebangsaan Indonesia.
Pemberlakuan hukum pada pemerintahan kolonial juga terjadi ketimpangan. Hukum sudah berjalan dengan peraturan dan sanksi yang jelas, hanya saja dalam penerapannya bangsa Belanda masih memberlakukan pembedaan formal antara golongan Eropa, Inlander (pribumi), dan golongan timur jauh (Arab, Cina, India). Pembedaan ini tidak semata-mata rasialistis, karena diperbolehkan menurut hukum bagi orang-orang yang berminat untuk mengubah rasnya. Orang-orang Indonesia yang telah mengganti rasnya menjadi golongan Eropa, dan benar-benar dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan Eropa, diperlakukan sebagai orang Eropa. Namun, pembedaan-pembedaan itu tetap berlangsung demi menjaga kelestarian orang Eropa. Misalnya seperti yang terdapat pada kolam renang di Cikini, diberi tanda verboden voor inlanders en hoden yang berarti pribumi dan anjing dilarang masuk.
Pembedaan rasial tercermin pula dalam kehidupan kota, dimana terjadi pembagian tempat yang tetap saja menomor buntutkan bangsa pribumi. Bangsa Belanda mendiami tempat dengan kantor-kantor pemerintahan, kantor-kantor bisnis besar, taman-taman, vila dan kebun-kebunnya. Orang-orang Indonesia yang seharusnya berada pada posisi mayoritas tinggal di kampung-kampung, daerah padat yang rumah-rumahnya tidak permanen, kumuh dan tersembunyi dari jalan-jalan besar.
Jelas sekali pengeksploatasian perekonomian dilakukan pihak Belanda secara sadar demi keuntungan sepihak, ditambah tindakan diskriminasi yang dialami rakyat pribumi, menjadikan rakyat Indonesia tersadar. Nasionalisme dengan tujuan ingin mempunyai pemerintahan sendiri secara bertahap dan nyata mulai mengobarkan rakyat.
Perlawanan bersenjata bangsa Indonesia dimulai, kemenangan dan kekalahan mewarnai usaha perjuangan Indonesia. Tetes darah menjadi taruhan dalam peperangan. Namun, kemenangan tidak juga berhasil diraih secara penuh. Perlawanan bersenjata Indonesia menjadi terbengkalai setelah jatuhnya kerajaan mataram dan kerajaan lainnya sekitar tahun1830-an. Tetapi nasionalisme sebagai faktor perlawanan terhadap pemerintah asing tetap hidup dan membara. Hal itu terlihat ketika Budi Utomo dengan prinsip nasionalismenya berdiri pada tahun1908. sarekat islam kemudian menyusul pada tahun 1911, munculnya sarekat islam karena kaum intelektual Indonesia membutuhkan badan yang lebih luas, juga untuk melindungi iman islam penduduk dan memajukan kecerdasan bangsa Indonesia. Tahun 1930-an merupakan dasawarsa meningkatnya aktivitas anti-kolonial Belanda, kebanyakan pelajar melakukan perlawanan politis terhadap pemerintah Belanda. Berdirinya PNI pimpinan Soekarno menjadi ancaman bagi Belanda, konsekuensinya adalah dengan ditangkapnya Soekarno. Perlawanan pasca ditangkapnya Soekarno mulai meredup, itu menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia masih menggantungkan harapan pada seorang pimpinan karismatik, akibatnya ketika pimpinan mereka ditangkap terhentilah perjuangan yang sudah mereka mulai.
Ketika pendudukan Jepang mulai berlangsung pada periode 1942-1945 keadaan menjadi berubah drastis. Bangsa Indonesia percaya bahwa Jepang akan membawa Indonesia ke arah kemerdekaan. Dugaan itu meleset, kondisi ekonomi Indonesia kian memburuk terutama selama akhir masa pemerintahan Jepang. Pemerintah Jepang membebani rakyat dengan kewajiban menyediakan hasil bumi dan tenaga kerja. Memang Jepang memberi bayaran, tetapi nilai mata uang yang mereka terima sangat rendah dan cepat sekali merosot.
Sejak kedatangannya Jepang mendirikan berbagai organisasi massa yang bersifat politis misalnya gerakan tiga A, Putera, PETA dan Sushintai (barisan Pelopor). Makna penting dari eksistensi organisasi itu terletak pada kokohnya akar organisasi tersebut dan memberi pengalaman kehidupan berorganisasi kepada para anggotanya. Meskipun secara formal mereka berada di bawah naungan pemerintah. Namun, eksistensi mereka pada hakikatnya bebas dari hierarki pemerintah. Struktur sosial dan politik di Indonesia dalam kaitan ini telah diperkokoh.
14 Aguatus 1945 mendadak Jepang menyerah, terjadi kekosongan pada pemerintahan di Indonesia. Inisiatif dilemparkan kepada Indonesia. Banyak unsur yang melatar belakangi sebuah revolusi : sejarah ketidakpuasan sejak masa kekuasaan kolonial, sejarah pemberontakan, sejarah kebencian terhadap penjajah, sejarah kemunculan kelompok massa, dan sejarah nasionalisme menuju kemerdekaan. Akankah semua bercampur menjadi satu sehingga timbul ledakan revolusi ?

"Masih nyambung yeee..."

AYUNAN PUNTIR



AYUNAN PUNTIR

A.       Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam.

B.        Landasan Teori

Bila suatu benda yang digantungkan pada kawat diputar pada bidang horizontal (diberi simpangan sudut), kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi. Periode gerak osilasi memenuhi persamaan :

                                                             2Ï€                                                     (1)


 







                                         Gambar 1.  Susunan Ayunan Puntir
Dengan T adalah periode osilasi, I momen inersia terhadap sumbu rotasi dan k konstanta puntir. Hubungan antara konstanta puntir dan modulus geser dinyatakan oleh persamaan :
                                                   M                                                             (2)
Dengan L adalah panjang kawat dan r jari-jari kawat (Anonim, 2012)
            Jika piringan dirotasikan dalam bidang horizontal ke arah posisi radial, kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang akan cenderung mengembalikannya ke posisi awal. Ini adalah torka pemulihnya. Untuk puntiran yang kecil, torka pemulihnya ternyata sebanding dengan banyaknya puntiran atau pergeseran sudut (Halliday, 1978).
            Dalam menganalisa bagian struktur yang mendapat momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah dipisahkan ditentukan. Untuk mendapatkan momen puntir dalam ini untuk batang-batang statis tertentu hanya dibutuhkan sesuatu persamaan statistika yaitu ∑ M = 0 dimana sumbu x adalah dibuat sepanjang arah batang. Dengan menggunakan persamaan ini terhadap suatu bagian terpisah dari sebuah poros maka suatu momen puntir terpakai luar didapatkan untuk mengimbangi momen puntir luar dan dalam haruslah sama secara numerik tetapi bekerja dalam arah yang berlawanan (Astamar, 2008).
            Sebuah bandul puntir, yang terdiri dari benda yang digantung dengan kawat yang disangkutkan pada titik tetap. Bila dipuntir hingga sudut θ, kawat akan mengerjakan suatu torka pemulih yang sebanding dengan  θ,
                                                            Ï„ =  k θ
Dimana k  = konstanta puntir
Nilai konstanta itu dapat dicari dengan menerapkan torka yang diketahui untuk memuntir kawat dan mengukur simpangan sudut θ yang terjadi. Jika I adalah momen inersia benda terhadap sumbu sepanjang kawat, hukum II Newton untuk gerak rotasi. Gerak bandul puntir merupakan gerak harmonik sederhana sepanjang torka pemulih sebanding lurus dengan sudut puntiran. Hal seperti itu terjadi sepanjang batas elastis kawat untuk tegangan geser tidak terlampaui roda penyeimbang dalam jam merupakan bandul puntir seperti halnya timbangan puntir Cavendish (Sarah, 2012)
C.        Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
No.
Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Dasar statif
Sebagai penyangga statif
2.
Kaki statif
Sebagai penyangga statif
3.
Batang statif panjang
Sebagai penopang statif
4.
Batang statif pendek
Sebagai penopang statif
5.
Mikrometer presisi
Sebagai alat untuk mengukur diameter kawat
6.
Jenis kawat logam
Sebagai alat untuk menggantung plat pada statif
7.
Plat logam kayu
Sebagai objek pengamatan
8.
Mistar
Untuk mengukur panjang kawat
9.
Stopwatch
Sebagai alat untuk mengukur wakktu


D.       Prosedur Percobaan

1.      Menggantungkan benda pada suatu poros yang melalui pusat massa dan tegak lurus pada bidang-bidang benda.
2.      Mengukur panjang dan diameter kawat yang dipakai, panjang kawat mulai dari 150 cm.
3.      Memutar benda dengan sudut kecil, kemudian melepaskannya sehingga benda berosilasi, dan mencatat waktu yang diperlukan untuk 15 ayunan.
4.      Mengulangi langkah (3) untuk harga yang berlainan.
5.      Mengulangi percobaan untuk jenis kawat yang berlainan.


E.        Data Pengamatan

No.
Jenis kawat
Panjang kawat (cm)
Diameter kawat (mm)
Waktu untuk 15 kali ayunan (s)
1.
Tembaga
150
0,56
78
2.
130
71
3.
110
66
4.
Besi
150
0,35
109
5.
130
103
6.
110
93

Catatan :
Diameter beban = 10 cm = 0,1 m
Tebal beban       = 2 cm  =  0,02 m
Massa beban       = 92,5 gr = 92,5 x 10-3 kg








F.         Analisi Data
1.      Menentukan konstanta puntir (k)
a.       Jenis kawat Tembaga untuk  L = 150 cm

   =    =   5,2  sekon

    
  
   =      
   =  1156,25   kg m2    

k  =      
    =       
   =  1686,41  
2.      Menentukan modulus geser (M)
a.       Jenis kawat tembaga untuk  L = 150 cm

   
     = 
     =    
     =   
     =   kg s2 /m
            Dengan cara yang sama diperoleh nilai k dan M untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :
No.
Panjang kawat (m)
T (s)
I (kg m2)
k
M (kg s2/m)
1.
1,5
5,2
1156,25 x 10-7
1686,41 x 10-7
2,62134 x 1012
2.
1,3
4,7333
1156,25 x 10-7
2035,34 x 10-7
2,74187 x 1012
3.
1,1
4,4
1156,25 x 10-7
2355,41 x 10-7
2,68489 x 1012

1.      Menentukan konstanta puntir (k)
b.      Jenis kawat besi untuk  L = 150 cm

   =    = 7,266  sekon
I   =  
    =   
   =  1156,25   kg  m2   
                k     =     
                     =     
                     =  8635,76  x 10-7 



2.      Menentukan modulus geser  (M)
a.       Jenis kawat besi untuk    L  = 150 cm

   
     =    
     =   
     =   
     =  8,7971 x 10-11   kg  s2 /m

            Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel  berikut :
No.
Panjang kawat (m)
T (s)
I (kg m2)
k
M (kg s2/m)
1.
1,5
7,266
1156,25 x 10-7
8635,76 x 10-7
8,7971 x 1011
2.
1,3
6,866
1156,25 x 10-7
9671,17 x 10-7
8,5382 x 1011
3.
1,1
6,2
1156,25 x 10-7
1186,28 x 10-7
8,8619 x 1011


            Grafik hubungan panjang tali dengan periode untuk jenis kawat Tembag

            Grafik hubungan periode dengan panjang tali untuk jenis kawat Besi


G.    Pembahasan
menganalisa bagian struktur yang mendapat momen puntir, kita akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang pertama, system secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah terpisah ditentukan.
Salah satu gerak yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak osilasi atau getaran. Sebuah partikel dikatakan berosilasi apabila bergerak secara periodic terhadap suatu posisi setimbang. Dari semua gerak osilasi yang terpenting adalah gerak harmonic sederhana karena disamping merupakan gerak yang paling mudah digambarkan secara matematis tetapi ia juga merupakan gambaran yang cukup jelas tentang banyak osilasi yang terjadi di alam. Salah satu jenis gerak osilasi yang sering kita dapatkan tersebut adalah ayunan puntir. Ayunan puntir atau dalam bahasa lainnya bandul puntiran (Torsional pendulum), berupa sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat tersebut dibuat tetap terhadap sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Pada posisi setimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis radian dari pusat piringan ke tempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam bidang horizontal kea rah posisi radial maka kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang cenderung akan mengembalikannya ke bentuk semula
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang merupakan pusat massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut Bandul Puntir.
Suatu benda akan dikatakan terpuntir apabila benda tersebut digantungkan pada kawat yang diputar pada bidang horizontal dan diberi simpangan tertentu kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi atau terpuntir . Ayunan punter merupakan sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Pada praktikum ini yaitu ayunan puntir kita dapat menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam. Kawat yang digunakan pada percobaan ini ada 2 jenis kawat yaitu kawat besi dan juga kawat tembaga. Untuk obyek yang akan diamati yaitu sebuah piringan.
Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pada kawat tembaga dengan piringan sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat sepanjang 1,5 m diperoleh waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 78,00 sekon dan pada panjang kawat 1,3 m diperoleh waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 71,00 sekon. Pengamatan kedua yaitu pada kawat besi dan pringan sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat sepanjang 1,5 m diperoleh waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 109,00 sekon dan pada panjang kawat 1,3 m diperoleh waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 103,00 sekon. Dari data ini kita dapat simpulkan bahwa semakin panjang kawat yang digunakan maka semakin besar waktu yang diperlukan untuk menempuh 15 kali ayunan puntir.
Dari hasil pengamatan ini, kita dapat menghitung besar modulus geser M dan konstanta puntir k. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh suatu kesimpulan bahwa modulus geser dari benda semakin besar jika panjang kawat yang digunakan juga besar. Pada kawat tembaga dengan panjang tali 1,5 m, modulus gesernya sebesar = 2,62134.1012 kg s2/m dan konstanta puntirnya sebesar 1686,41 x. Pada kawat tembaga dengan panjang tali 1,3 m, modulus gesernya sebesar 2,74187.1012 kg/s2m dan konstanta puntirnya sebesar 2035,34x10-7. Pada kawat besi dengan panjang tali 1,5 m, modulus gesernya sebesar 8,7971x1011 kg/s2m dan konstanta puntirnya sebesar 8635,76 x 10-7. Pada kawat tembaga dengan panjang tali 1,3 m, modulus gesernya sebesar 8,5382 x 1011 kg/s2m dan konstanta puntirnya sebesar 9671,17.10-7. Pada konstanta puntir, semakin pendek panjang kawat yang digunakan maka semakin besar konstanta puntir yang dihasilkan.
Modulus geser juga dipengaruhi oleh periode osilasi suatu benda, dimana jika periode osilasi semakin besar maka modulus gesernya akan semakin kecil. Dengan kata lain, periode osilasi dengan modulus geser suatu benda berbanding terbalik. Untuk nilai k pada masing-masing panjang kawat yaitu semakin besar panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil nilai konstanta puntir suatu benda.











H.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah modulus geser suatu benda dipengaruhi oleh periode osilasi benda dimana semakin besar periode osilasi benda maka semakin kecil modulus geser yang diperoleh. Konstanta puntir suatu benda juga dipengaruhi oleh periode osilasi dan panjang kawat.


I.       Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah sebaiknya semua perlengkapan praktikum dilengkapi terlebih dahulu sebelum praktikum berjalan agar waktu praktikum dapat lebih efisien.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012.  Penuntun Praktikum Mekanika.  Universitas Haluoleo.  Kendari.
Astamar, 2008.  Mekanika Teknik.  Jakarta : Erlangga.
Halliday, 1978.  Fisika  Jilid I .  Jakarta  : Erlangga.
http  : // ketutalitfisika. Blogspot.com/…./laboratorium-fisika-ayunan-puntir. html.